Kamis, 26 November 2009

Kraton Yogyakarta



Bangunan Kraton dengan arsitektur Jawa yang agung dan elegan ini terletak di pusat kota Yogyakarta. Bangunan ini didirikan oleh Pangeran Mangkubumi, yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I, pada tahun 1775. Beliau yang memilih tempat tersebut sebagai tempat untuk membangun bangunan tersebut, tepat di antara sungai Winongo dan sungai Code, sebuah daerah berawa yang dikeringkan.

Bangunan Kraton membentang dari utara ke selatan. Halaman depan dari Kraton disebut alun-alun utara dan halaman belakang disebut alun-alun selatan. Desain bangunan ini menunjukkan bahwa Kraton, Tugu dan Gunung Merapi berada dalam satu garis/poros yang dipercaya sebagai hal yang keramat. Pada waktu lampau Sri Sultan biasa bermeditasi di suatu tempat pada poros tersebut sebelum memimpin suatu pertemuan atau memberi perintah pada bawahannya.

Yang disebut Kraton adalah tempat bersemayam ratu-ratu, berasal dari kata : ka + ratu + an = kraton. Juga disebut kadaton, yaitu ke + datu + an = kedaton, tempat datu-datu atau ratu-ratu. Bahasa Indonesianya adalah istana, jadi kraton adalah sebuah istana, tetapi istana bukanlah kraton. Kraton ialah sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, arti filsafat dan arti kulturil (kebudayaan).

Dan sesungguhnya kraton yogyakarta penuh dengan arti-arti tersebut diatas. Arsitektur bangunan-bangunannya, letak bangsal-bangsalnya, ukiran-ukirannya, hiasannya, sampai pada warna gedung-gedungnyapun mempunyai arti. Pohon-pohon yang ditanam di dalamnya bukan sembarangan pohon. Semua yang terdapat disini seakan-akan memberi nasehat kepada kita untuk cinta dan menyerahkan diri kita kepada Tuhan yang Maha Esa, berlaku sederhana dan tekun, berhati-hati dalam tingkah laku kita sehari-hari dan lain-lain.

Siapakah gerangan arsitek dari kraton ini? Beliau adalah Sri Sultan Hamengkubuwono I sendiri. Waktu masih muda, baginda bergelar pangeran Mangkubumi Sukowati dan dapat julukan, menurut Dr.F.Pigeund dan Dr.L.Adam dimajalah Jawa tahun 1940:"de bouwmeester van zijn broer Sunan P.B II" ("arsitek dari kakanda Sri Sunan Paku Buwono II").

Komplek kraton terletak di tengah-tengah, tetapi daerah kraton membentang antara Sungai Code dan Sungai Winanga, dari utara ke selatan adalah dari Tugu sampai Krapyak. Namun kampung-kampung jelas memberi bukti kepada kita bahwa ada hubungannya antara penduduk kampung itu dengan tugasnya di kraton pada waktu dahulu, misalnya Gandekan = tempat tinggal gandek-gandek (kurir) dari Sri Sultan, Wirobrajan tempat tinggal prajurit kraton wirobrojo, Pasindenan tempat tinggal pasinden-pasinden (penyanyi-penyanyi) kraton.

Luas kraton Yogyakarta adalah 14.000 m. Didalamnya terdapat banyak bangunan-bangunan, halaman-halaman dan lapangan-lapangan.

Kita mulai dari halaman kraton ke utara:
1. Kedaton/Prabayeksa
2. Bangsal Kencana
3. Regol Danapratapa (pintu gerbang)
4. Sri Manganti
5. Regol Srimanganti (pintu gerbang)
6. Bangsal Ponconiti (dengan halaman Kemandungan)
7. Regol Brajanala (pintu gerbang)
8. Siti Inggil
9. Tarub Agung
10. Pagelaran (tiangnya berjumlah 64)
11. Alun-alun Utara dihias dengan
12. Pasar (Beringharjo)
13. Kepatihan
14. Tugu

Angka 64 itu menggambarkan usia Nabi Muhammad 64 tahun Jawa, atau usia 62 tahun Masehi.
Kalau dari halaman kraton pergi ke selatan maka akan kita lihat:
15. Regol Kemagangan (pintu gerbang)
16. Bangsal Kemagangan
17. Regol Gadungmlati (pintu gerbang)
18. Bangsal Kemandungan
19. Regol Kemandungan (pintu gerbang)
20. Siti Inggil
21. Alun-alun Selatan
22. Krapyak

Catatan:
1. Regol =pintu gerbang
2. Bangsal =bangunan terbuka
3. Gedong =bangunan tertutup (berdinding)
4. Plengkung =pintu gerbang beteng
5. Selogilang =lantai tinggi dalam sebuah bangsal semacam podium rendah, tempat duduk Sri Sultan atau tempat singgasana Sri Sultan
6. Tratag =bangunan, biasanya tempat berteduh, beratap anyam-anyaman bamboo dengan tiang-tiang tinggi, tanpa dinding.

Komplek kraton itu dikelilingi oleh sebuah tembok lebar, beteng namanya. Panjangnya 1 km berbentuk empat persegi, tingginya 3,5 m, lebarnya 3 sampai 4 m. di beberapa tempat di beteng itu ada gang atau jalan untuk menyimpan senjata dan amunisi, di ke-empat sudutnya terdapat bastion-bastion dengan lobang-lobang kecil di dindingnya untuk mengintai musuh. Tiga dari bastion-bastion itu sekarang masih dapat dilihat. Beteng itu di sebelah luar di kelilingi oleh parit lebar dan dalam.

Lima buah plengkung atau pintu gerbang dalam beteng menghubungkan komplek kraton dengan dunia luar. Plengkung-plengkung itu adalah:


1. Plengkung Tarunasura atau plengkung Wijilan di sebelah timur laut.
2. Plengkung Jogosuro atau Plengkung Ngasem di sebelah Barat daya.
3. Plengkung Jogoboyo atau Plengkung Tamansari di sebelah barat.
4. Plengkung Nirboyo atau Plengkung Gading di sebelah selatan.
5. Plengkung Tambakboyo atau Plengkung Gondomanan di sebelah timur.


Sejarah
Pada tahun 1955, perjanjian Giyanti membagi dua kerajaan Mataram menjadi Ksunanan Surakarta dibawah pemerintah Sunan Pakubuwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta dibawah pemerintah Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Pesanggrahan Ayodya selanjutnya dibangun menjadi Kraton Kasultanan Yogyakarta .

Lebih dari 200 tahun yang lalu, tempat dimana Kraton Yogyakarta sekarang berada merupakan daerah rawa yang dikenal dengan nama Umbul Pachetokan, yang kemudian dibangun menjadi pesanggrahan yang bernama Ayodya. Kraton Yogyakarta menghadap ke arah utara, pada arah poros Utara selatan, antara gunung merapi dan laut selatan. Di dalam balairung kraton, dapat disaksikan adegan pisowanan (persidangan agung) dimana Sri Sultan duduk di singgasana dihadap para pemangku jabatan istana. Regol Donopratomo yang menghubungkan halaman Sri Manganti dengan halaman inti kraton, dijaga oleh 2 (dua) patung dwarapala yang diberi nama Cingkarabala dan Balaupata, yang melambangkan kepribadian baik manusia, yang selalu menggunakan suara hatinya agar selalu berbuat baik dan melarang perbuatan yang jahat. Di dalam halaman inti kraton, dapat dilihat tempat tinggal Sri Sultan yang biasa digunakan untuk menerima tamu kehormatan dan menyelenggarakan pesta. Di tempat ini juga terdapat keputren atau tempat tinggal putri-putri Sultan yang belum menikah.

Kraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1256 atau tahun Jawa 1682, diperingati dengan sebuah condrosengkolo memet di pintu gerbang Kemagangan dan di pintu Gading Mlati, berupa dua ekor naga berlilitan satu sama lainnya. Dalam bahasa jawa : "Dwi naga rasa tunggal" Artinya: Dwi=2, naga=8, rasa=6, tunggal=I, Dibaca dari arah belakang 1682. warna naga hijau, Hijau ialah symbol dari pengharapan.

Disebelah luar dari pintu gerbang itu, di atas tebing tembok kanan-kiri ada hiasan juga terdiri dari dua (2) ekor naga bersiap-siap untuk mempertahankan diri. Dalam bahasa Jawa: "Dwi naga rasa wani", artinya: Dwi=2, naga=8, rasa=6, wani=1 jadi 1682.

Tahunnya sama, tetapi dekorasinya tak sama. Ini tergantung dari arsitektur, tujuan dan sudut yang dihiasinya. Warna naga merah. Merah ialah simbol keberanian. Di halaman Kemegangan ini dahulu diadakan ujian-ujian beladiri memakai tombak antar calon prajurit-prajurit kraton. Mestinya mereka pada waktu itu sedang marah dan berani.

Jam buka
Setiap hari mulai pukul 08.30 -13.00 WIB, kecuali hari Jum'at Kraton hanya buka sampai dengan pukul; 11.00 WIB

Tiket masuk
Dewasa : Rp 2.000,00
+ Rp 1.000,00 (jika ingin memotre)
+ Rp 2.000,00 (jika ingin merekam)
Fasilitas :
- Alun-alun Utara dan Selatan
- Siti Hinggil
- Sasono Hinggil
- Gedong Jene
- Masjid Agung
- Bangsal Sri Manganti
- Bangsal Trajumas
- Bangsal Proboyeksa
- Bangsal Kencana
- Museum Kereta
- Museum HB. IX
- Museum Lukis
- Museum Kristal
- Museum Cangkir
- Seni Pertunjukan
- Perpustakaan/ Widya Budaya,dll
- Cenderamata/ Oleh-oleh Khas Jogja

Kegiatan
Pertunjukan Gamelan pada hari senin dan selasa pukul 10.00-12.00 WIB
Pertunjukan Wayang Kulit pada hari sabtu pukul 09.00-13.00 WIB
Pertunjukan Tarian pada hari minggu dan kamis pukul 19.00-12.00 WIB
Pembacaan Puisi pada hari jum�at pukul 10.00-11.30 WIB
Pertunjukan Wayang Golek pada hari rabu pukul 09.00-12.00 WIB

Tip & Trik
- Jangan melakukan sesuatu yang tidak lazim ketika berada dalam area Kraton.
- Jangan buang sampah sembarangan.
- Dari Kraton Yogyakarta anda dapat meneruskan perjalanan wisata anda menuju Museum kereta, Taman Sari, Pasar burung Ngasem dll yang hanya berjarak sekitar satu kilometer (10 menit) dari Kraton.
- Jika anda kecapekan, pergunakan jasa angkutan becak.


Bangunan Kraton dengan arsitektur Jawa yang agung dan elegan ini terletak di pusat kota Yogyakarta. Bangunan ini didirikan oleh Pangeran Mangkubumi, yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I, pada tahun 1775. Beliau yang memilih tempat tersebut sebagai tempat untuk membangun bangunan tersebut, tepat di antara sungai Winongo dan sungai Code, sebuah daerah berawa yang dikeringkan.

Bangunan Kraton membentang dari utara ke selatan. Halaman depan dari Kraton disebut alun-alun utara dan halaman belakang disebut alun-alun selatan. Desain bangunan ini menunjukkan bahwa Kraton, Tugu dan Gunung Merapi berada dalam satu garis/poros yang dipercaya sebagai hal yang keramat. Pada waktu lampau Sri Sultan biasa bermeditasi di suatu tempat pada poros tersebut sebelum memimpin suatu pertemuan atau memberi perintah pada bawahannya.

Yang disebut Kraton adalah tempat bersemayam ratu-ratu, berasal dari kata : ka + ratu + an = kraton. Juga disebut kadaton, yaitu ke + datu + an = kedaton, tempat datu-datu atau ratu-ratu. Bahasa Indonesianya adalah istana, jadi kraton adalah sebuah istana, tetapi istana bukanlah kraton. Kraton ialah sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, arti filsafat dan arti kulturil (kebudayaan).

Dan sesungguhnya kraton yogyakarta penuh dengan arti-arti tersebut diatas. Arsitektur bangunan-bangunannya, letak bangsal-bangsalnya, ukiran-ukirannya, hiasannya, sampai pada warna gedung-gedungnyapun mempunyai arti. Pohon-pohon yang ditanam di dalamnya bukan sembarangan pohon. Semua yang terdapat disini seakan-akan memberi nasehat kepada kita untuk cinta dan menyerahkan diri kita kepada Tuhan yang Maha Esa, berlaku sederhana dan tekun, berhati-hati dalam tingkah laku kita sehari-hari dan lain-lain.

Siapakah gerangan arsitek dari kraton ini? Beliau adalah Sri Sultan Hamengkubuwono I sendiri. Waktu masih muda, baginda bergelar pangeran Mangkubumi Sukowati dan dapat julukan, menurut Dr.F.Pigeund dan Dr.L.Adam dimajalah Jawa tahun 1940:"de bouwmeester van zijn broer Sunan P.B II" ("arsitek dari kakanda Sri Sunan Paku Buwono II").

Komplek kraton terletak di tengah-tengah, tetapi daerah kraton membentang antara Sungai Code dan Sungai Winanga, dari utara ke selatan adalah dari Tugu sampai Krapyak. Namun kampung-kampung jelas memberi bukti kepada kita bahwa ada hubungannya antara penduduk kampung itu dengan tugasnya di kraton pada waktu dahulu, misalnya Gandekan = tempat tinggal gandek-gandek (kurir) dari Sri Sultan, Wirobrajan tempat tinggal prajurit kraton wirobrojo, Pasindenan tempat tinggal pasinden-pasinden (penyanyi-penyanyi) kraton.

Luas kraton Yogyakarta adalah 14.000 m. Didalamnya terdapat banyak bangunan-bangunan, halaman-halaman dan lapangan-lapangan.

Kita mulai dari halaman kraton ke utara:
1. Kedaton/Prabayeksa
2. Bangsal Kencana
3. Regol Danapratapa (pintu gerbang)
4. Sri Manganti
5. Regol Srimanganti (pintu gerbang)
6. Bangsal Ponconiti (dengan halaman Kemandungan)
7. Regol Brajanala (pintu gerbang)
8. Siti Inggil
9. Tarub Agung
10. Pagelaran (tiangnya berjumlah 64)
11. Alun-alun Utara dihias dengan
12. Pasar (Beringharjo)
13. Kepatihan
14. Tugu

Angka 64 itu menggambarkan usia Nabi Muhammad 64 tahun Jawa, atau usia 62 tahun Masehi.
Kalau dari halaman kraton pergi ke selatan maka akan kita lihat:

15. Regol Kemagangan (pintu gerbang)
16. Bangsal Kemagangan
17. Regol Gadungmlati (pintu gerbang)
18. Bangsal Kemandungan
19. Regol Kemandungan (pintu gerbang)
20. Siti Inggil
21. Alun-alun Selatan
22. Krapyak

Catatan:
1. Regol = pintu gerbang

2. Bangsal = bangunan terbuka

3. Gedong = bangunan tertutup (berdinding)

4. Plengkung = pintu gerbang beteng
5. Selogilang = lantai tinggi dalam sebuah bangsal semacam podium rendah, tempat duduk Sri Sultan atau tempat singgasana Sri Sultan

6. Tratag = bangunan, biasanya tempat berteduh, beratap anyam-anyaman bamboo dengan tiang-tiang tinggi, tanpa dinding.

Komplek kraton itu dikelilingi oleh sebuah tembok lebar, beteng namanya. Panjangnya 1 km berbentuk empat persegi, tingginya 3,5 m, lebarnya 3 sampai 4 m. di beberapa tempat di beteng itu ada gang atau jalan untuk menyimpan senjata dan amunisi, di ke-empat sudutnya terdapat bastion-bastion dengan lobang-lobang kecil di dindingnya untuk mengintai musuh. Tiga dari bastion-bastion itu sekarang masih dapat dilihat. Beteng itu di sebelah luar di kelilingi oleh parit lebar dan dalam.

Lima buah plengkung atau pintu gerbang dalam beteng menghubungkan komplek kraton dengan dunia luar. Plengkung-plengkung itu adalah:

1. Plengkung Tarunasura atau plengkung Wijilan di sebelah timur laut.
2. Plengkung Jogosuro atau Plengkung Ngasem di sebelah Barat daya.
3. Plengkung Jogoboyo atau Plengkung Tamansari di sebelah barat.
4. Plengkung Nirboyo atau Plengkung Gading di sebelah selatan.
5. Plengkung Tambakboyo atau Plengkung Gondomanan di sebelah timur.
Sumber : http://gudeg.net

Patiayam Sebagai Kawasan Benda Cagar Budaya (BCB) serta Obyek W


Kabupaten Kudus memang memiliki obyek dan daya tarik wisata (ODTW) yang cukup representatif untuk dikunjungi baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Selain obyek - obyek wisata yang sudah dikenal oleh banyak wisatawan pada umumnya seperti Menara Kudus, Museum Kretek, dan Colo, Situs Patiayam juga menarik untuk dikunjungi.

Di Indonesia telah banyak ditemukan berbagai tempat penemuan benda-benda purbakala serta fosil-fosil manusia purba khususnya di daerah Jawa termasuk di wilayah Kudus. Seperti yang kita ketahui sebelumnya telah ditemukan beberapa lokasi tempat penemuan benda-benda dan fosil-fosil purbakala tersebut. Seperti di Perning, Kedungbrubus, Sangiran, Sambung Macan, Trinil dan lain-lainnya. Berbagai penemuan benda-benda purbakala serta fosil-fosil manusia purba ditemukan disana.

Kini fosil-fosil manusia purba bahkan hewan-hewan purba telah ditemukan di Kota Kudus. fosil-fosil manusia purba dan hewan-hewan purba dapat dijumpai yaitu di kawasan gunung Slumprit, Patiayam Desa Terban Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Ditemukannya situs purbakala di Kota Kudus memang sempat menggemparkan masyarakat melalui berbagai media. Situs purbakala di Desa Terban kecamatan jekulo Kabupaten Kudus itu memang terbukti menyimpan jejak-jejak zaman purbakala. Peninggalan-peninggalan zaman purbakala ini bahkan dapat langsung kita lihat tersebar di permukaan tanah pertanian penduduk sekitar, seperti benda yang sama sekali tak berharga. Padahal benda-benda purbakala tersebut yang sekilas terlihat seperti batu biasa bagi penduduk sekitar, mempunyai petunjuk kehidupan prasejarah yang tak ternilai harganya.

Sebagai tempat yang mengandung fosil seperti diketahui bahwa gunung Muria dahulu bergabung dengan pulau Jawa hanya selama zaman glasial, yaitu sewaktu air laut surut. Dan sekarang bergabungnya gunung Muria dengan pulau Jawa adalah karena adanya pelumpuran di sepanjang daratan Semarang-Rembang. Di kaki selatan gunung Muria, terbentuk suatu pusat erupsi yang tersendiri yaitu Patiayam. Di daerah tersebut ditemukan endapan vulkano-sedomenter yang banyak mengandung fosil vertebrata yang berumur kurang lebih sekitar 800.000 tahun.

Patiayam berada di kaki gunung Muria, tepatnya di salah satu bukitnya, yaitu gunung Slumpit, terdapat konkresi breksi vulkanik yang diikuti oleh puluhan mater pasir dan lempung tufaan. Situs Patiayam itu sendiri merupakan bagian dari endapan purba hasil letusan gunung Muria. Temuan-temuan yang dihasilkan dari situs ini adalah sisa-sisa manusia purba Erectus yang berupa 1 buah gigi prageraham bawah dan 7 buah pecahan tengkorak manusia, yang diternukan oleh Dr. Yahdi Yain dari Geologi ITB Bandung tahun 1979. Temuan yang lain berupa tulang belulang binatang purba antara lain : Stegodon trigonochepalus (gajah purba), Elephas sp (sejenis Gajah), Rhinocecos sondaicus (badak), Bos banteng (sejenis banteng), Crocodilus, sp (buaya), Ceruus zwaani dan Cervus/Ydekkeri martim (sejenis Rusa) Corvidae (Rusa), Chelonidae (Kura-Kura), Suidae (Babi Hutan), Tridacna (Kerang laut), Hipopotamidae (Kudanil). Temuan fosil-fosil di Patiayam memiliki keistimewaan daripada fosil temuan di daerah lain. Hal ini dikarenakan sebagian situs yang ditemukan bersifat utuh.

Baru-baru ini juga ditemukan fosil tulang paha manusia purba, diperkirakan fosil tulang paha tersebut merupakan tulang manusia purba yang sezaman dengan fosil gading gajah purba (Stegodon) hal ini berarti fosil tulang paha tersebut hidup pada masa Pleistosen-Pleistosen yang terdapat suatu masa hidup manusia purba Pithecantropus erectus dan Homo erectus. Menurut teori evolusi dari Charles Darwin kedua makhluk purba ini adalah asal usul manusia modern.

Temuan-temuan tersebut berasal dari batu lapisan batu pasir tufaan (Tuffaccorrs Sandstones), yaitu yang menurut Prof. Dr. Sartono dkk, merupakan jenis litologi dari formasi Slumprit yang terbentuk kala plestozen bawah. Oleh karena itu, fosil-fosil tersebut menunjukkan usia antara 700.000 tahun hingga 1 juta tahun. Dalam peninjauan ini juga ditemukan fragmen-fragmen fosil vertebrata yang diendapkan dalam lapisan tufa konglomeratan, jenis litologi penyusun formasi Slumprit. Fosil-fosil binatang dari formasi Kedungmojo ini jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dari formasi Slumprit dan ditafirkan berusia kala Plestosen tengah, sektiar 500.000 tahun lalu. Oleh karena itu, fosil-fosil yang ditemukan di Situs Patiayam ini menunjukkan bentang usia dari 1 juta tahun hingga 500.000 tahun yang lalu.

Dari berbagai temuan fosil yang telah disebutkan ada fosil yang menjadi kebanggan dari situs Patiayam yaitu penemuan-penemuan gading gajah yang sangat panjang ukurannya yaitu sekitar 3 meter lebih. Kedua gading ini tidak berasal dari satu gajah walaupun panjangnya hampir sama tetapi lekung dan besarnya berbeda. Fosil gading gajah ini ditemukan di hutan petak no. 21 Desa Terban Kecamatan Jekulo kabupaten Kudus. Sekarang, benda tersebut menjadi koleksi Museum negeri Ronggowarsito Semarang.

Selain ditemukan berbagai macam fosil-fosil manusia purba dan hewan-hewan purba, Situs Patiayam juga ditemukan berbagai macam alat-alat batu manusia purba seperti Serut, Kapak Perimbas ( Chopper) ,dan Gigantolith.

Sejauh ini peninggalan fosil-fosil manusia purba dan hewan-hewan purba masih disimpan di rumah penduduk sekitar Situs Patiayam dan di Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Kudus.

Menurut Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta Harry Widiarto yang formasi lapisan di situs Patiayam ada 4 yaitu nilai sejarah yang tinggi adalah ditemukannya gigi dan tujuh buah fragmen tengkorak manusia purba berjenis hitecanthropus erectus. Menurut beliau lokasi tempat ditemukannya fosil-fosil di situs Patiayam dapat dibagi menjadi empat formasi. Formasi berarti satuan dari lapisan barjan yang terdapat di kawasan yang begitu luas, keempat formasi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Formasi Jambe (Meosin Akhir)
Terbentuk pada saat dahulu Muria dan Pulau Jawa terpisah, itulah keadaan yang terjadi yaitu ketika zaman meosin akhir terbentuk. Ini terbukti dengan ditemukannya sumur yang airnya asin di sekitar daerah patiayam salah satunya di daerah gondoharum. Pada zaman inilah formasi di Patiayam merupakan formasi Jambe. Pada formasi jambe biasanya bantuan yang menyusun lapisan adalah bantuan lempung.

b. Formasi Kancilan
Dari daerah yang tadinya merupakan komposisi lempung tadi kemudian terbentuknya formasi kancilan yang diakibatkan karena adanya pengangkatan daratan pada masa plestosen dan aktivitas gunung Muria. Batuan yang ada pada masa itu merupakan campuran dari batuan lempung dan breksi. Keadaan ini terjadi hingga akhir masa plestosen.

c. Formasi Slumprit
Formasi ini terbentuk sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Setelah aktivitas gunung Muria mulai merdeka. Saat inilah terjadi pengendapan sungai dimana terdapat batuan pasir oleh karena itu di situs ini banyak ditemukan sehingga fosil vertebrata dan molusca air tawar. Fosil vertebrata yang ditemukan adalah gajah, rusa, ikan, dan kadal. Inilah yang kemudian dinamakan formasi yang paling banyak ditemukan fosil-fosil tadi. Sayangnya, zaman di mana formasi slumprit terjadi harus berakhir ketika pada akhir berakhir pada masa plestosen tengah.

d. Formasi Suko Bubuk
Terbentuk pada akhir plestosen tengah, terjadi erosi gunung Api Muria Muda. Endapan lahar yang ada adalah bersifat affloforat. Pada masa inilah disebut dengan formasi Solo Bubuk. Empat formasi itulah yang merupakan pusat penemuan jejak-jejak masa lampau di situs tersebut. Hal inilah yang membuat situs ini kaya akan segala macam jenis fosil.

Situs Patiayam juga memiliki nilai-nilai penting. Antara lain :

1. Merupakan salah satu dari sedikit situs manusia purba di Indonesia

2. Mampu memberikan gambaran mengenai evolusi lingkungan purba tanpa terputus selama dua juta tahun terakhir.

3. Mewakili fase kehidupan manusia selana satu tahun terakhir.

Menurut hasil penelitian tahun 2006 Situs Patiayam merupakan situs terlengkap. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya :

1. Manusia purba (Homo Erectus)

2. Fauna vertebrata dan fauna invertabrata

3. Alat-alat batu manusia dari hasil budaya manusia purba ditemukan dalam satu aeri pelapisan tanah yang tidak terputus sejak minimal satu juta tahun yang lalu.

Patiayam merupakan sebuah perbukitan di kaki gunung Muria yang banyak ditemukan fosil manusia purba dan binatang purba sebagai Benda Cagar Budaya (BCB), sehingga kawasan tersebut mamerlukan perlindungan dan penyalamatan. Perlindungan dan penyalamatan bertujuan agar BCB tersebut dapat dimanfaatkan untuk memajukan kebudayaan dan pendidikan Bangsa Indonesia. Selama ini Pemkab Kabupaten Kudus sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan dan melesarikan Situs Patiayam yang merupakan situs Prasejarah ikon nasa depan dengan bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta untuk penalitian dan ekskavasi, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala ( BP3 ) Jawa Tengah, dan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Jateng. Selain itu Pemkab Kabupaten Kudus telah menyusu MASTERPLAN Pengembangan Kawasan Situs Patiayam dan RTBL atas kegiatan strategis prioritas yang disangga dengan kegiatan Wisata Alam dan Wisata Budaya yang pengenbangannya berbasis kelestarian dan kearifan lokal.

Sejauh ini masterplan yang merupakan acuan dalam pengembangan dan pelestarian kawasan situs Patiayam sebagai Pusat Pengembangan Sejarah Kepurbakalaan dan atraksi Wisata di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah belum ditindak lanjuti secara optimal. Hal ini dikarenakan karena kondisi sarana prasarana pendukung utamanya dalam hal dana belum tersedia. Selain itu belum turunnya izin penggunaan tanah dari Menteri Kehutanan sebab secara administratif Situs Patiayam tanahnya masih milik Perhutani KPH Kabupaten Pati.

Situs Patiyam merupakan tempat yang tempat untuk melakukan perjalanan kembali ke masa prasejarah. Banyak hal yang bisa dipelajari di situs ini, antara lain tentang kehidupan di masa lalu dan tentang misteri evolusi makhluk hidup yang sangat menarik untuk diungkap. Semoga penjelasan ini bisa memberikan gambaran bagi para pembaca bahwa ada dunia menakjubkan di balik SitusPatiayam. Pengetahuan ini perlu disebarluaskan kepada para generasi penerus supaya mereka ikut melestarikan warisan dunia yang menakjubkan ini. Dan Situs Patiayam dapat dijadikan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) dan berpotensi untuk wisata sejarah dan budaya di Kabupaten Kudus.

Daftar Pustaka
Biro Pusat Statistik Kabupaten Kudus. 2005. Kudus Dalam Rangka 2004. Kudus

Kerjasama BPS dengan Kantor Litbanglahtaspida Kabupaten Kudus.

Clark Howell, F. 1997. Pustaka Alam Rife : Manusia Purba. Jakarta : Tiara Pustaka.

Waridah, Siti. 2004. Sejarah Nasional I, Jakarta : bumi Aksara

Berry. C.E. (Ed). 1990. Kehidupan Purba Judul Asli : Prehistorik Life, Penerjemah : Suryatini N. Ganie. Jakarta : Balai Pustaka.

Kuntowijoyo. 1994. Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Bentang

Rowse, A.L. 1973. The Use Of History. Penguin Books.

Notosusanto, Nugroho. 1964. Sejarah dan Sejarawan. Jakarta : Balai Pustaka

Sumber : http://www.kudusterkini.com

Photo : http://4.bp.blogspot.com

Jumat, 20 November 2009

The Show

I'm just a little bit caught in the middle
Life is a maze and love is a riddle
i don't know where to go, can't do it alone
I've tried, and i don't know why...

Slow it down, make it stop
Or else my heart is going to pop
'Cause it's too much, yeah it's a lot
To be something i'm not
I'm a fool out of love
'Cause i just can't get enough...

I'm just a little bit caught in the middle
Life is a maze and love is a riddle
i don't know where to go, can't do it alone
I've tried, and i don't know why
I'm just a little girl lost in the moment
I'm so scared but i don't show it
I can't figure it out, it's bringing me down
I know i've got to let it go...
And just enjoy the show

The sun is hot in the sky
Just like a giant spotlight
The people follow the signs
And synchronise in time
It's a joke, nobody knows
They've got a ticket to the show....

(i want my money back, just enjoy the show)

Sabtu, 12 September 2009


Smua Lirik Lagu BBF

Wish You are My Love
By T-Max

Nado nareul jal moreugesseo naega ireoljul mollasseo
Danghwangseure josimseure jakku neoman bureujanha
Ireon nae mameul dageuchyeodo nega nae gyeoteul seuchimyeon
Tto geureoke useumyeo nan amu geotdo mot hae

Sarangi anirago naega malligo mireonaebwado
Honjaseo utgo itgo ireon nareul eotteoke hae
I wish ur my love ijen naegero wayo
Nado moreuge seolleine oneuldo nan ireoke nan

Ne ape seoseongijiman sarang kkok malhaeya anayo
Ireoke wonhago inneunde yeongwoneul yaksokhal dan han saram
Geudaejanhayo

Ajik sarange seotulgodo hoksi nae maeumi deullimyeon
Tto mianhae dareumyeon nal hyanghaeseo useojwo
Neoege gobaekharyeo junbihan bamsaewo saenggakhan maldeul
Gyeolguk ne ape seomyeon amu maldo motago

I wish ur my love ijen naegero wayo
Nado moreuge seolleine oneuldo nan ireoke nan
Ne ape seoseongijiman sarang kkok malhaeya anayo
Ireoke wonhago inneunde yeongwoneul yaksokhal dan han saram
Geudaejanhayo

I mameul neukkyeobwa neoman
eul baraneun naui sarangeul wo~
I wish ur my love ije uri saranghaeyo
Say good bye neoreul sogil su eobseoyo

Ijen nareul heorakhaeyo yonggi nae oneulgatdorok
Geudaedo naemamgwa gatdamyeon naega wonhago itdamyeon
Naegero wajwoyo ije uri sijakhaebwayo

Say YES

By T - Max

Naege
Say Yes sesangkkeutnaneun geu sungankkaji
Naeanui neomaneul saranghae
Cheoeumcheoreom gobaekhalkke yaksokhaejwo

Sarami sarangeul hage doemyeonyo
Haruga neomu jjarpdeyo
Geudaewa hamkke inneun isungan
Deo yeongwonhagil

Eoneusae nadomoreuge byeonhajyo
Neomu darmaganeun moseup
Jayeonseureopge seumyeodeureoganeun uri

Naega geuraeyo
Saranghandaneun maldo motago
Neomu eosaekhaehago
Saechimhan cheongman haljul aratdeon nainde

Saranghae neomunado sinbihan ildeuri
Naeane gadeukcha
Geudaeman bomyeonyo. useuminawa eotteoke

Seiyeseu sesangkkeutnaneun geu sungankkaji
Naeanui neomaneul saranghae
Cheoeumcheoreom gobaekhalkke yaksokhaejwo

Johayo. geudaega neomu johayo
Ireoljureun mollasseoyo
Neomudo byeonhan naega natseolgimanhae

Igeo arayo?
Amuegedo mameul motjugo
Neomu dangdanghae hago
Sarangeun hal jul jocha mollatdeon nainde

Saranghae neomunado sinbihan ildeuri
Naeane gadeukcha
Geudaeman bomyeonyo
Useuminawa eotteoke

Seiyeseu sesangkkeutnaneun geu sungankkaji
Naeanui neomaneul saranghae
Cheoeumcheoreom gobaekhalkke yaksokhaejwo

Nunmuri manteon nege useumeul seonmulhaejullae
Gateun haneul geu araeeseo neomusaranghan
Yeonin yaegi uri~

Saranghae neomunado sinbihan ildeuri
Naeane gadeukcha
Geudaeman bomyeonyo useuminawa eotteoke

Seiyeseu sesangkkeutnaneun geu sungankkaji
Naeanui neomaneul saranghae
Cheoeumcheoreom gobaekhalkke yaksokhaejwo seiyeseu


STAND By Me
By Shinee

Stand by me nal parabwajwo
Ajik sarangeul morujiman
Stand by me nal jikyobwajwo
Ajik sarange sotul-jiman

Noreul bulsurok kibuni chohwajyo
Nado mollae noraereul bullo
Han songi jangmireul sago shipojin
Iron nae moseub shingihande
Nae ma-eumi noyege dah-neundeuthae
I sesangi areumdawo
Iron solle-i-meul nodo neuggindamyon
Budi chogumman kidaryojwo

Together make it love
Forever making you smile
Noye hwanhan miso gadukhi
Together make it love
Forever making you smile
Ije naesoneul naesoneul chaba

Stand by me nareul parabwajyo
Ajik sarangeul moreujiman
Stand by me nareul jikyobwajwo
Ajik sarange sotungot kata
Noreul alsurok kaseumi ttollyowa
Na-neun geujo utgoman isso
Noyege salmyoshi kiseu haebol-kka
Chogum ni mame tagasol-kka
Nae ma-eumi ojjomyon sarangil-kka
Nan ajigeun sujubeunde
Ajik hangoreumdo tagasoji mothan
Naye sarangeul kidaryojwo

Together make it love
Forever making you smile
Noye hwanhan miso gadukhi
Together make it love
Forever making you smile
Ije chogumsshik chogumsshik kalkke

Stand by me nareul parabwajwo
Choum to kakkawo chigoshipo
Stand by me nareul jikyobwajwo
Jom do mochige boigo shipo

Nan chew-umen mollasso
Nugunga parabo-neun-ge
Ajikdo naema-eum molla
Keudae-neun keudaereul saranghae

Together make it love
Forever making you smile
Noye hwanhan miso gadukhi
Together make it love
Forever making you smile
Ije naesoneul naesoneul chaba

Stand by me nareul parabwajyo
Ajik sarangeul moreujiman
Stand by me nareul jikyobwajwo
Ajik sarange sotungot kata

Because I’m Stupid
By SS501

Nae meoriga neomuna nappaseo
Neo hanapakke nan moreugo
Tareun sarameun pogoittneun neon
Ireon naema-eumdo moreugettji

Neoui harue naran eoptgettji
Tto chu'eokjoch'a eoptgettjiman
Neoman paraman pogoittneun nan
Chakku nunmuli heureugoisseo

Neoui dwaetmoseubeul poneungeotdo nan haengbokiya
Ajik naui ma-eumeul mollado
Kkeutnae seuch'ideusi kado

Niga neomu pogosip'eun nalen
Neomu kyeondigi himdeul naleneun
Neoreul saranghanda ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU
Honja dasi tto MISSING FOR YOU
Baby! I love you! I'm waiting for you!

Neoui harue nan eoptgettji
Tto kieokjoch'a eoptgettjiman
Neoman paraman pogoittneun nan
Honja ch'ueokeul mandeulgo isseo

Naegen sarangiran areumdaun sangch'eokat'a
Neoui yeppeun misoreul poado
Hamkke nan utjido mothae

Niga neomu saenggaknaneun nalen
Kaseum sirigo seulp'eun naleneun
Niga pogosip'ta ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU
Honja dasi tto MISSING FOR YOU
Baby! I love you! I'm waiting for you!

Bye, bye, never say goodbye
Ireohke chapji mothajiman
I need you amu maldo mothae I want you
Paraedo dasi paraedo

Niga neomu pogosip'eun nalen
Neomu kyeondigi himdeul naleneun
Neoreul saranghanda ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU

Niga neomu saenggaknaneun nalen
Kaseum sirigo seulp'eun naleneun
Niga pogosip'ta ipgae maemdola
Honja dasi tto CRYING FOR YOU
Honja dasi tto MISSING FOR YOU
Baby! I love you! I'm waiting for you!

Lucky
By Ashily

Nan himi deulttaemyeon Lucky in my life!
Geudaega kkumcheoreom dagaoneyo

Seulpeo jilttaemyeon nan Lucky in my dream!
Geudae ttaseuhage nareul kkok gamssajuneyo

Eonjena i-reoke useoyo na~ sesangi himdeulge haedo nan jeoldae
Nunmureun bo-igo sipjin anchyo~ nae mameul moreuneun geudaerado-
Meolliseo-rado geudaeui geu misoreul ganjikhalsuisseo dahaengijyo

Ulgo sipeulttaen Lucky in my love!
Sangsangsok geudaega meotjyeoboyeoyo

Uljeokhaejimyeon nan Lucky in my world!
Geudae kkumgyeolcheoreom nareul kkok anajujyo

Geuraeseo i-reoke useoyo nar~ sesangi himdeulge haedo nan jeoldae
Nunmureun bo-igo sipjin anchyo~ nae mameul moreuneun geudaerado-
Meolliseo-rado geudaeui geu misoreul ganjikhalsuisseo dahaengijyo

Nan neomu areumdawo- nan neomu haengbokhangeol-
Oeroun sesange nan~ tto naesowoneul damayo

Geuraeseo i-reoke useoyo nar~ sesangi himdeulge haedo nan jeoldae
Nunmureun bo-igo sipjin anchyo~ nae mameul moreuneun geudaerado-
Meolliseo-rado geudaeui geu misoreul ganjikhalsuisseo dahaengijyo


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and 2009 Bridal Dresses.